Rabu, 14 September 2011
Kamis, 14 April 2011
Rabu, 02 Februari 2011
Hidmat Manakib 1
mauludur rasul saw
MAULUDUR RASUL SAW
Oleh : KH. M. Zein ZA. Bazul Asyhab
ceramah/khidmat manaqib tqn suryalaya januari 2001
Berbeda-beda kaum Muslimin menyebut peringatan hari kelahiran Rasulullah SAW. ada yang menyebut : Maulid Nabi, Maulud Rasul, atau Mauludan menurut orang Sunda. Akan tetapi intinya sama adalah memperingati Hari Kelahiran Rasulullah SAW dan Mengambil hikmah dari peringatan tersebut.
Maulud adalah berasal dari Bahasa Arab “Walada, yalidu, wiladatan” yang artinya lahir. Jadi “maulud” isim maf’ul artinya yang dilahirkan (bayinya) sedangkan “maulid” isim makan artinya tempat lahir.
Mengapa kita harus memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW ? karena dalam diri Rasulullah SAW itu ada contoh atau uswah yang wajib kita ikuti sebagai umatnya.
Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21 :
“Sesungguhnya dalam diri Rasulullah itu ada contoh yang baik bagi orang-orang yang mengharap (Ridho) Allah, dan percaya terhadap hari akhir, serta orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah SWT”.
Mengapa masih banyak kaum muslimin yang tidak mencontoh kepada Rasulullah SAW ? karena orang-orang yang mau mencontohnya adalah harus mempunyai tiga sifat utama, yaitu :
Yarjullah (mengharap Allah SWT) : Orang tersebut totalitas hidupnya hanya mengharap Ridho Allah dan mahabah kepada-Nya.
Ini sebagaimana do’a yang selalu dibaca setiap ingin melaksanakan dzikir :
“Ilaahi anta maqsuudi waridhoka mathlubi A’tini mahabbataka wa ma’rifataka, (“Ya Tuhanku ! hanya Engkaulah yang kumaksud dan keridhoan-Mu lah yang kucari, berilah aku kemampuan untuk mencintai-Mu dan ma’rifat kepada-Mu”).
Orang yang telah menyerahkan secara total hidup dan matinya hanya kepada Allah SWT, mereka tidak akan menyalahkan orang lain, bahkan dirinya merasa termasuk yang dholim (Laa Ilaaha illa Anta Subhanaka inni kuntu munadholimin).
Orang mau mencontoh Rasulullah SAW itu adalah orang-orang yang percaya akan Hari Akhir atau Hari Kiamat.
Jadi orang-orang yang tidak percaya akan hari kiamat tidak akan mencontoh Perilaku Rasulullah SAW.
Syarat terakhir bahwa orang yang mau mencontoh itu harus banyak berdzikir kepada Allah SWT.
Adapun hikmah yang terkandung dari peringatan maulud Rasulullah SAW adalah bahwa kita sebagai umatnya harus mampu :
Wiladatun-nafsi :
yaitu kita harus mampu melahirkan nafsu yang baik untuk menggantikan nafsu yang jelek dalam diri kita.
Tentunya dengan mencontoh dan mengikuti akhlaq Nabi Muhammad SAW dan pewarisnya, yaitu Guru Mursyid kita.
Wiladatun-nidhom :kita juga selanjutnya harus mampu memperbaiki nidhom dan organisasi kita serta meningkatkan kinerja kita.
Untuk itu marilah kita tingkatkan pengabdian kita semuanya.
Kepada seluruh korwil silahkan supaya lebih giat lagi dalam mengkoordinasikan para yayasan perwakilan.
Kepada Pengurus Yayasan Perwakilan perlu ditingkatkan pelayanannya kepada seluruh ikhwan TQN. Ingatlah bahwa para Pengurus Yayasan Perwakilan tersebut ialah sebagai khodim (pelayan) ikhwan TQN bukan jadi raja ikhwan yang diikuti dan dihormati saja.
Wiladatun-daulah : kita harus mampu melahirkan bangsa yang sekarang sedang kesulitan.
Sehingga bangsa kita mampu keluar dari kesulitannya. Sebagai ikhwan TQN kita harus bersyukur selalu mendo’akan kejayaan Agama dan Negara serta pada pemimpinnya. Tentunya perlu ditingkatkan lagi do’a kita serta marilah kita juga meningkatkan sholat fardhu diawal waktu secara berjamaah.
Sebagai ikhwan TQN kita tidak perlu menyalahkan orang lain dan membeberkan kesalahan orang lain.
Ingat pesan Pangersa Abah Anom : “Moal aya anu alus lamun euweuh anu goreng” (Tidak akan ada yang bagus kalau tidak ada yang jelek).
Mengapa masih banyak orang kafir yang belum masuk Islam ? mengapa masih banyak kaum Muslimin yang melakukan maksiat ? karena kitanya masih dholim dan belum mampu menyalurkan Cahaya Allah SWT, ibarat cahaya sinar matahari yang mampu menyinari luar goa tetapi dalam goa tidak tersinari.
Sudah menjadi sunatullah : mengapa melakukan maksiat ? karena hatinya kotor dan hati kotor tidak mampu memancarkan Cahaya Allah SWT. Insya Allah kalau hati kita bersih, pasti mampu memantulkan Cahaya Allah SWT sehingga menerangi sekelilingnya, seperti : keluarga, tetangga dan masyarakat sekitar.
Marilah kita tingkatkan dakwah kita dengan ruh kita, bukan sekedar dengan ucapan saja.
Wiladatu ath-Thiflin Ma’ani : kita harus mampu melahirkan Thiflin ma’ani (ruh Qudsi) dan hakekat kemanusiaan kita, sehingga kita mampu kembali kepada Allah SWT. kecuali dilahirkan dua kali, lahir kedunia fana oleh ibu kita dan keluar dari nafsu kita untuk melahirkan “Thiflin Ma’ani” oleh Guru Mursyid kita.
Semoga Guru Mursyid kita dipanjangkan usia dunianya dan disehatkan jasmaninya. Amin.
KH. ZEZEN ZAENAL ABIDIN BAZUL ASYHAB
(Masjid Nurul Ulum - Pebruari 2009)
Seseorang baru tahu bahwa orang lain telah menghargai dirinya tapi dirinya belum tahu cara menghargai orang lain. Lalu bagaimana caranya kita bisa menghargai orang lain?. Cari kelemahan kita dari orng lain dan cari kelebihan orang lain daripada kita, baru kita bisa menghormati dan menghargai orang lain..
Tidak ada orang yang tidak sengaja dibuat oleh Alloh tapi semuanya manusia diciptakan oleh Alloh dengan mengemban satu tugas yaitu beribadah, "wama kholaqtul jinna wal ingsa illa liya'budun". taqwa dengan sebenar-benarnya taqwa. yang sudah iman laksanakan taqwanya yang belum iman harus iman dulu..
Semua manusia bertugas untuk taqwa dan ibadah. Tetapi untuk mengerjakan ibadah itu banyak halangannya banyak gangguannya. Penghalang ibadah menurut Imam Al-Ghozali ada empat yaitu :
Diri Sendiri (nafsu).
Kebendaan, bukan bendanya, kalau bendanya disuruh oleh Alloh untuk ibadah tetapi yang menggunakan benda itu yang tidak bisa menggunakannya untuk ibadah. Kita sedang di kantor, sedang bekerja, rapat, atau yang lainnya, kita sedang mencuci mobil, mencuci motor, sedang mengurus ini mengurus itu, tetapi ketika itu terdengar suara adzan tapi kita tidak segera meninggalkan pekerjaan tersebut untuk melaksanakan ibadah maka kita belum mampu untuk melaksanakan kewajiban kita sebagai manusia yaitu ibadah.
Sesama manusia (istri, suami, orang tua, mertua, anak, saudara, teman, majikan dan lain sebagainya). Kalau kita belum bisa mengalahkan mereka hanya untuk beribadah kepada Alloh maka kita belum bisa melaksanakan kewajiban kita sebagai manusia yaitu beribadah.
Syetan.
.
Bagaimana caranya kita melawan penghalang-penghalang tersebut? Apakah nafsu dapat dilawan dengan pidato? Siapa yang bisa melawan nafsu dan syetan? Hanya Alloh yang bisa melawan penghalang-penghalang itu, karena Alloh yang menciptakan mereka. Selanjutnya bagaimana caranya supaya kita mendekati Alloh yang akhirnya supaya Alloh bisa membantu kita melawan nafsu, kebendaan, sesama makhluk, dan syetan. Menurut Al-Quran dan hadits rasul untuk mendekatkan diri pada Alloh hanya dengan dzikir..
KH ZEZEN ZAENAL ABIDIN BAZUL ASYHAB
(11 Jumadil Awal 1430 H / 07 Mei 2009 M)
Di dalam kitab Asyrotul As-Sa'ah yang disusun Imam Yusuf bin Abdillah bin Yusuf Al-Wabil terdapat tanda-tanda kiamat kecil, yaitu : Sejak diangkatnya Muhammad diangkat sebagai Nabi karena Nabi muhammad adalah Nabi terakhir, maka kita adalah umat akhir dari Nabi terkhir. Meninggalnya Nabi. Melimpahnya harta. Dzohirnya fitnah dari timur. Terbunuhnya Sayyidina Usman. Terjadinya perang jamal. Terjadinya perang sipin. Bentrok antara Sayyidina 'Ali dengan Ibu Siti 'Aisyah. Munculnya kelompok khowarij. Terjadinya harrah. Fitnah omongan. Manusia lebih senang mengikuti kebiasaan leluhur daripada syari'ah. Ada orang yang mengaku manjadi Nabi. Munculnya perang di Turki perang di luar Arab. Menyepelekan amanat. Hilangnya ilmu dan banyak kebodohan. kedzoliman merajalela. Merebaknya perzinahan. Menyebarnya riba. Banyak yang mabuk minuman keras. Mendirikan masjid tapi tidak ada yang mengisi. Bangunan paling tinggi. Banyak prinsip perbudakan. Banyak perang. Waktu makin terasa. Pusat perdagangan. Banyak syirik. Memutuskan tali silaturrahmi. orang yang sudah tua ingin disebut masih muda. Perekonomian berkembang. Banyak terjadi bencana. terjadi gerhana. Orang sholeh banyak yang meninggal. Orang rendah sering naik ke papan atas. Orang baru mau mengucapkan salam hanya pada orang yang dia kenal. Orang bodoh diikuti umat. Wanita suka membukakan aurat. Orang puas berpidato tetapi pengamalan kurang. Meremehkan sunah-sunah. Banyaknya kebohongan. Lebih banyak wanita. Mati mendadak. Kemungkaran merajalela. Negara arab semakin sulit mengurus buminya. Banyak hujan tetapi pertanian tidak sejahtera. Binatang bicara pada manusia. Terbukanya Istambul sebagai lorong untuk bolak-balik dari timur ke Barat dan sebaliknya.. Banyak orang yang minta mati karena sudah berat menghadapi cobaan. orang yahudi meningkatkan memerangi islam Kota Madinah akan mengalami kehancuran. Suatu saat sebelum kiamat Ka'bah akan hancur..
Tanda-tanda kiamat besar, yaitu : Turunnya Imam Mahdi. Muncul dajjal. Turunnya Isa as. Sekelompok manusia dari zaman. Seluruh bumi diliput asap selama 40 hari sehingga terasa malam. Setelah gelap sekian lama datanglah cahaya matahari di sebelah barat. Datanglah dabah, binatang melata yang membawa tongkat Nabi Musa dan dipukulkannya kepada jidat manusia sehingga apabila orang itu kafir akan tertulis kafir pada jidatnya dan apabila muslim akan tertulis muslim pada jidatnya. Datanglah api menggiring manusia. Ditiupnya sangkakala..
KH. ZEZEN ZAENAL ABIDIN BAZUL ASYHAB
(Masjid Nurul Ulum Kampus IAILM Suryalaya - Maret 2009)
Sebenarnya gema dzikrulloh berthorekat itu bukan barang baru tetapi barang lama yang terpendam sengaja dihalang-halangi, diganjal oleh musuh islam. Tetapi untuk menghalangi umat Islam dari dzikir yang sebenarnya akan lebih mudah apabila dihalanginya oleh para ulama, maka dari itu lisan ulama banyak diperalat untuk menghalangi umat Islam dari dzikir yang sebenarnya.
Di dalam bidang apapun yang baik itu yang ahli, kalau membuat bangunan oleh tukang yang bukan ahli dalam bidang bangunan maka tidak akan benar berdirinya bangunan itu. Begitu juga dengan dzikir, dengan izin Alloh sekarang ini sudah mulai bergema kembali di seluruh penjuru dunia. Alhamdulillah kita yang sedang belajar dzikir mudah-mudahan oleh Alloh dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang ahli dzikir, ahli mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLOH.
Ruh Syahadat
Salah satu kekeliruan umat Islam di dunia, di Indonesia adalah menganggap rukun islam itu barang rendahan bukan ilmu yang tingkat tinggi, yang disebut ilmu yang tinggi kalau sudah belajar ngaji ushul fiqih, belajar sains, ekonomi, politik, dan lain sebagainya.
Di dalam kitab Al-bukhori ada 7000 (tujuh ribu) hadist bukhori, hanya satu hadits yang dikirimkan oleh Alloh melalui Malaikat Jibril yaitu tentang rukun Islam, hadits ini tidak disebut hadits qudsi karena Malaikat Jibril menyampaikannya dengan menyerupai manusia. Dalam riwayatnya menyatakan pada suatu hari Nabi Muhammad sedang berkumpul bersama shahabat, tiba-tiba datang seorang laki-laki berpakaian serba putih. Para shahabat kebingungan dan bertanya-tanya siapa gerangan yang datang? Kalau asli pribumi pasti kenal, tapi kalau orang jauh tidak kelihatan bekas perjalanan. Lalu orang itu masuk dengan gaya 'sok akrab' kepada Rosul, duduk di depan Rosul dengan posisi dengkulnya dirapatkan dengan dengkul Rosul. lalu orang itu bertanya "jelaskan kepadaku tentang Iman?!", Rosul menjawab dan menerangkan tentang rukun iman yang enam. Orang itu bertanya lagi "jelaskan kepadaku tentang islam?!" Rosul menjawab dan menerangkan tentang rukun islam yang lima. orang itu bertanya lagi "jelaskan kepadaku tentang ihsan?!" Rosul menjawab dan menerangkan tentang rukun ihsan yang satu. Setelah selesai orang tersebut keluar dari kumpulan. Rasul bertanya pada shahabat, "apa kalian tahu siapa yang datang barusan?" Shahabat menjawab "tidak, hanya Alloh dan RosulNya yang mengatahui". Rosul menerangkan "itu adalah Malaikat Jibril yang menerangkan tentang rukun agama kepada kita".
Andaikan umat islam di Dunia di Indonesia syahadatnya diurus, diolah, diproduksi akan menghasilkan lima sifat yaitu makrifat, mahabbah, syukur, jihad di jalan Alloh dan ikhlash dalam setiap perbuatan maka sembuhlah Negara ini, sehatlah Negara ini, sejahteralah Negara ini.
Syahadat kudu ngabukur artinya Syahadat harus berbuah kenapa ibadah lemah, shodaqoh sulit, sholat malam sulit.
makrifat wafi angfusikum afala tubsirun mahabah syukur
jihad berjuang sing akur hate ikhlas ulah kabur
Hadits tentang rukun Islam dikirimnya oleh Malaikat Jibril dengan menyerupai manusia ada hadits biasa sebab diucapkan oleh Rasul melalui perantaraan Malaikat Jibril. (riwayat jibril) bismillahi manal arifi bimanjilati kun minalloh
KH. Zezen Zaenal Abidin Bazul Asyhab
Khidmat Ilmiah, 11 Syawal 1429 H
Bulan ini bulan Syawal yaitu dilaksanakannya shalat Idul Fitri, manusia sedunia dari mulai Nabi Adam sampai dengan manusia akhir nanti tidak ada manusia satupun yang terbuat .... semuanya dibuat, baik yang fisiknya lengkap atau yang tidak lengkap, baik yang kakinya ada ataupun tidak ada, yang tangannya lengkap ataupun tidak lengkap, semuanya diciptakan oleh Allah. Ini diangkat dalam kitab Sirrur Asror Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani yang menjadi moto utama dalam bidang tasawuf.
Firman Allah :
"Wamaa kholaqtul jinna wal insa illa liya'budun"
artinya : " Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk ibadah"
tapi itu saja belum cukup, rata-rata semua beranggapan seperti ini karena Depag menterjemahkan ayat ini hanya sebatas itu saja. Maka kebanyakan dari manusia asal sudah melaksanakan ibadah menganggap dirinya merasa telah memenuhi tugas karena terjemah DEPAG yang diterangkan oleh para penceramah di TV, Radio-radio dan mimbar-mimbar itu yang dipakai. jika kita merasa dengan sholat lima waktu, puasa ramadhan, bila telah nisab lalu berzakat dan bila kita mampu naik haji. Kita berfikir apabila telah melaksanakan semua itu saja kita telah memenuhi tugas dari Allah. Kita orang tasawuf jangan cuma sampai disitu pemikiran kita.
Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani telah menafsirkan "illa liya'budun" dalam kitab Sirrur Asror bahwa makna kalimat itu adalah liya'rifun. kalau anda ditanya kenapa "liya'budun" lamnya itu lam lita'lil, dia menasabkan ya'budun kalau fi'il mudhore dinasabkan harus hilang nunnya itu, sebab tanda sofanya itu ialah membuang nun, kenapa nun-nya masih juga tetap ada ? dijawab oleh ahli Ilmu alat, sebenarnya ujungnya itu bukan nun tapi iya, asalnya "wamaa kholaqtul jinna wal insa illa ilya'buduuniii" kenapa iya-nya dibuang apakah ada kaidah shorof dan nahwu yang membolehkan membuang iya mutakallim ? tidak ada. Lalu kenapa Allah membuang iya mutakallim ? disitu ilmunya Ilmu Saj'i (sastra). Jadi ".... Tidak Ku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk ma'rifat kepada Allah" bukan sebatas ibadah saja, banyak yang beribadah tapi tidak ma'rifat, kalau ahli ma'rifat pasti dia ahli ibadah. bila ada orang yang mengaku dirinya ma'rifat tapi tidak ibadah berarti aliran sesat. Suryalaya tidak begitu, kalau ada yang seperti itu ? itu bukan dari Suryalaya begitu saja.
Ramadhan itupun merupakan salah satu untuk mencetak manusia yaitu menjadi manusia yang bertaqwa, bagi orang yang belum belajar thareqat mungkin "La'lallakum tattaquun" sebatas menjadi orang sholeh saja, tapi untuk orang yang telah belajar thareqat harus menjadi "wasiliin" orang yang wusul kepada Allah Swt dan untuk menjadi hamba Allah yang sholeh tidak harus memiliki ilmu yang tinggi, maksudnya dengan ilmu dasar yang sedikitpun asalkan diamalkan dengan istiqomah anda bisa wusul kepada Allah, sebaliknya orang yang tinggi ilmunya tapi tidak istiqomah dalam pengamalan maka ia tidak akan wusul kepada Allah. Dalam kitab Jauhar Maknun "Kakulina Li'allimiin Dzigotillah Adzikru Miftahuliba bil Adro" banyak orang yang ilmunya tinggi tapi tidak mau belajar thareqat, tidak akan wusul kepada Allah. orang yang tidak menerima talqin dzikir thareqat muktabaroh dari mursyid, maka ia bisa jadi orang sholeh, orang baik tapi tidak akan mencapai tingkat wusul. Dalam kitab anwirul Qulub "Wa'lam annattarokiya mimma qoumin illa akhoro la budda laka minal musallik al 'arifi biakhwalin nafsi". Ketahuilah bahwa pergeseran peningkatan maqom nafsu dari satu tahap ke tahap yang lain tidak akan terwujud tanpa bimbingan guru yang mengetahui perjalanan ruh itu sendiri.
Khidmat Ilmiah, 11 Syawal 1429 H
Oleh : KH. Zezen Zaenal Abidin Bazul Asyhab
Bulan ini bulan Syawal yaitu dilaksanakannya shalat Idul Fitri, manusia sedunia dari mulai Nabi Adam sampai dengan manusia akhir nanti tidak ada manusia satupun yang terbuat .... semuanya dibuat, baik yang fisiknya lengkap atau yang tidak lengkap, baik yang kakinya ada ataupun tidak ada, yang tangannya lengkap ataupun tidak lengkap, semuanya diciptakan oleh Allah. Ini diangkat dalam kitab Sirrur Asror Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani yang menjadi moto utama dalam bidang tasawuf.
Firman Allah :
"Wamaa kholaqtul jinna wal insa illa liya'budun"
artinya : " Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk ibadah"
tapi itu saja belum cukup, rata-rata semua beranggapan seperti ini karena Depag menterjemahkan ayat ini hanya sebatas itu saja. Maka kebanyakan dari manusia asal sudah melaksanakan ibadah menganggap dirinya merasa telah memenuhi tugas karena terjemah DEPAG yang diterangkan oleh para penceramah di TV, Radio-radio dan mimbar-mimbar itu yang dipakai. jika kita merasa dengan sholat lima waktu, puasa ramadhan, bila telah nisab lalu berzakat dan bila kita mampu naik haji. Kita berfikir apabila telah melaksanakan semua itu saja kita telah memenuhi tugas dari Allah. Kita orang tasawuf jangan cuma sampai disitu pemikiran kita.
Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani telah menafsirkan "illa liya'budun" dalam kitab Sirrur Asror bahwa makna kalimat itu adalah liya'rifun. kalau anda ditanya kenapa "liya'budun" lamnya itu lam lita'lil, dia menasabkan ya'budun kalau fi'il mudhore dinasabkan harus hilang nunnya itu, sebab tanda sofanya itu ialah membuang nun, kenapa nun-nya masih juga tetap ada ? dijawab oleh ahli Ilmu alat, sebenarnya ujungnya itu bukan nun tapi iya, asalnya "wamaa kholaqtul jinna wal insa illa ilya'buduuniii" kenapa iya-nya dibuang apakah ada kaidah shorof dan nahwu yang membolehkan membuang iya mutakallim ? tidak ada. Lalu kenapa Allah membuang iya mutakallim ? disitu ilmunya Ilmu Saj'i (sastra). Jadi ".... Tidak Ku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk ma'rifat kepada Allah" bukan sebatas ibadah saja, banyak yang beribadah tapi tidak ma'rifat, kalau ahli ma'rifat pasti dia ahli ibadah. bila ada orang yang mengaku dirinya ma'rifat tapi tidak ibadah berarti aliran sesat. Suryalaya tidak begitu, kalau ada yang seperti itu ? itu bukan dari Suryalaya begitu saja.
Ramadhan itupun merupakan salah satu untuk mencetak manusia yaitu menjadi manusia yang bertaqwa, bagi orang yang belum belajar thareqat mungkin "La'lallakum tattaquun" sebatas menjadi orang sholeh saja, tapi untuk orang yang telah belajar thareqat harus menjadi "wasiliin" orang yang wusul kepada Allah Swt dan untuk menjadi hamba Allah yang sholeh tidak harus memiliki ilmu yang tinggi, maksudnya dengan ilmu dasar yang sedikitpun asalkan diamalkan dengan istiqomah anda bisa wusul kepada Allah, sebaliknya orang yang tinggi ilmunya tapi tidak istiqomah dalam pengamalan maka ia tidak akan wusul kepada Allah. Dalam kitab Jauhar Maknun "Kakulina Li'allimiin Dzigotillah Adzikru Miftahuliba bil Adro" banyak orang yang ilmunya tinggi tapi tidak mau belajar thareqat, tidak akan wusul kepada Allah. orang yang tidak menerima talqin dzikir thareqat muktabaroh dari mursyid, maka ia bisa jadi orang sholeh, orang baik tapi tidak akan mencapai tingkat wusul. Dalam kitab anwirul Qulub "Wa'lam annattarokiya mimma qoumin illa akhoro la budda laka minal musallik al 'arifi biakhwalin nafsi". Ketahuilah bahwa pergeseran peningkatan maqom nafsu dari satu tahap ke tahap yang lain tidak akan terwujud tanpa bimbingan guru yang mengetahui perjalanan ruh itu sendiri.
TANAHPUN INGIN BERIBADAH
Oleh : KH. Zezen Zaenal Abidin Bazul Asyhab
Suatu hari, saya menghadap kepada Pangersa Abah Anom untuk melaporkan tentang perkembangan pesantren. Waktu itu, luas pesantren hanya 500 M2 dan alhamdulillah akan diperluas. Apa jawaban Pangersa Abah ketika saya melaporkan bisa membeli tanah untuk perluasan pesantren? Sambil tersenyum beliau menjawab : "Taneuh gé, hayangeun diajak ibadah euy" (Tanah juga ingin diajak ibadah). Karena kebodohan kita, mata hati kita yang tertutup penuh dengan noda, ruh kita yang kotor, hijab yang begitu tebal sehingga kita hanya tahu bahwa yang bisa bicara itu hanya manusia saja. Alam ini, tidak bisa berbicara, diam saja, sehingga manusia yang serakah mengambil hasil alam tanpa perhitungan dan merusaknya. Yang terjadi kemudian adalah seperti tertulis dalam TANBIH (Tuhan yang Maha Esa telah memberikan contoh, yakni tempat maupun kampung, desa maupun negara yang dahulunya aman dan tenteram, gemah ripah loh jinawi, namun penduduknya/ penghuninya mengingkari nikmat-nikmat Allah, maka lalu berkecamuklah bencana kelaparan, penderitaan, ketakutan, dan sebagainya yang disebabkan sikap dan perbuatan mereka sendiri) mengutip dari surat an-Nahl ayat 112: "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat".
Dalam salah satu Manqobah, seekor unta berbicara dengan Syekh Abdul Qodir Qs. ketika muda. Nabi Sulaiman bisa mengerti bahasa semut. Gunung-gunung pernah menawarkan diri berubah menjadi emas kepada Nabi Muhammad SAW. Ketika beliau ditimpa kelaparan. Di akhirat nanti, tangan dan kaki kita yang berbicara sebagai saksi atas perbuatan kita selama di dunia. Oleh karena itu, manusia yang dipilih oleh Allah untuk menjadi Khalifahnya, harus benar-benar bisa menjadi Wakil Allah di muka bumi. Dengan berbakal ilmu yang diamalkan, iman dan taqwa serta bimbingan dari seseorang yang sudah sampai kepada Allah. Seorang saja Wali Allah berkurang jumlahnya maka tidak akan turun hujan setetespun. Bimbingan seorang Guru Mursyid sangat mutlak diperlukan sehingga kita bisa menjadi manusia yang bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya. Mari kita tingkatkan ibadah dengan mencontoh Guru kita.
Sabtu, 15 Mei 2010
Langganan:
Postingan (Atom)